Tanggal Dua Sembilan
Juli merobek lembaran kalender bertuliskan angka dua sembilan di depannya. Dua sembilan kesekian sejak hari itu, pikirnya. Ia terdiam lama dan terlihat sedih. Tangannya mulai bergetar, meremuk kencang gumpalan kertas kecil itu. Tanggal dua sembilan seakan menjadi mimpi buruk bagi Juli. Hari di mana ia mengetahui bahwa orang yang selama lima tahun mendampinginya ternyata sudah mengkhianati hubungan mereka. Hatinya hancur berantakan. Mimpinya untuk memiliki keluarga harmonis seolah kandas bahkan yang lebih ironis saat mereka sedang berencana memilliki keturunan. Juli mengambil album foto berwarna hitam dengan aksen keemasan dari laci meja di sudut ruang tengah. Album pernikahannya. Dua sembilan pertama saat saling mengikat hati, bertukar janji, penuh senyum dan doa baik. Ia terdiam lama dan terlihat bahagia. Tangannya mulai bergetar, membalik satu demi satu lembaran foto di dalamnya. Tanpa sadar, air matanya menetes. Tanggal dua sembilan sudah tidak lagi terasa sama bagi Juli. Sama seper