Saya Masih Mengingatnya
Saya masih mengingatnya. Saat saya tidak bisa mengikuti tes golongan darah yang hanya berbayar beberapa ribu rupiah. Saya masih mengingatnya. Saat saya tidak bisa melawan bullying yang berlangsung cukup lama. Saya masih mengingatnya. Saat saya membuat seseorang menjadi teman bagi yang lainnya tapi justru sayalah yang terlupakan. Saya masih mengingatnya. Saat saya tidak punya pilihan dalam menentukan sekolah dan jurusan. Saya masih mengingatnya. Saat saya terpaksa merelakan tabungan yang hilang dan rencana yang berantakan. Saya masih mengingatnya. Saat saya dianggap tidak mampu melakukan sesuatu dalam tugas kelompok selain menjaga tas. Saya masih mengingatnya. Saat saya memilih tidak datang ke acara kelulusan karena tidak mempunyai sebuah kebaya. Saya masih mengingatnya. Saat saya seolah berdosa dengan tidak berpenampilan sama seperti yang lainnya. Saya masih mengingatnya. Saat saya ditanya apakah pernah ada seseorang yang berkata bahwa ia menyukai saya. Saya masih mengingatnya. Sa...