#LingkarTulisan: Nomer Dua Puluh (3)
Sebelumnya: http://www.romiyooo.com/2016/03/lingkartulisan-nomor-dua-puluh.html
Lima belas menit berlalu sejak kepergian Pak Kartono dan aku masih terdiam sekaligus penasaran dengan kelanjutan nasib surat-surat yang ia tuliskan.
Lima belas menit berlalu sejak kepergian Pak Kartono dan aku masih terdiam sekaligus penasaran dengan kelanjutan nasib surat-surat yang ia tuliskan.
Sekilas terlihat suasana
warnet tidak terlalu penuh tapi cukup ramai. Cuaca yang kian terik membuat
Naldo harus menambahkan satu kipas angin lagi di area pintu masuk dekat posisi
duduknya.
Ia tampak sedang sibuk
dengan komputernya, mengetikkan sesuatu, tersenyum, membaca sebentar, lalu
lanjut mengetikkan sesuatu kembali. Ah, mungkin dia sedang asyik chatting dengan
seseorang yang dia suka. Entahlah.
Sehari-harinya Naldo
tinggal di lantai dua warnet ini. Ia dibantu oleh Rian, operator yang bertugas
di malam hari.
Aku beruntung bisa ada
di tempat ini. Naldo tidak hanya merawatku dan yang lainnya dengan sangat baik,
tetapi dia pun merupakan sosok yang menyenangkan dan cekatan terhadap seluruh
pelanggan tak terkecuali, juga orang-orang di sekitar warnet. Kepribadiannya
yang menarik didukung oleh penampilan slengean-tapi-coolnya
yang menurutku menjadi daya tarik gadis-gadis remaja untuk bolak-balik datang
hanya demi sekadar menyalin lirik lagu atau mencetak tugas sekolah. Ya, aku
bahkan sampai hapal nama mereka satu persatu. Huft.
"Mas, ada yang
kosong?" Terlihat pasangan laki-laki dan perempuan mengagetkan Naldo.
"Kebetulan nomor 20
kosong mas, tadi baru aja dipakai." Kenalan baru lagi,
pikirku.
Sang pria berkacamata
dan perempuan berambut ikal ini hanya membuka beberapa situs yang tidak terlalu
menarik untukku dan itu pun tidak butuh waktu lama. Mereka segera beranjak
menghampiri Naldo untuk membayar.
"Oh, jadi begini
ternyata kamu. Tadi bilangnya mau ke mall nganterin nyokap belanja, ternyata
malah ke sini sama dia." Tiba-tiba terdengar keributan di meja Naldo.
Sepertinya pasangan pria
berkacamata dan perempuan berambut ikal itu masih ada. Tapi siapa pria kekar
yang barusan berteriak marah itu?
"Cukup ya Rio. Tadi
kamu bilangnya mau nganterin nyokap belanja."
Aku tidak bisa mendengar
terlalu jelas pembicaraan mereka berikutnya karena di seberangku segerombolan
ABG sibuk mengagumi foto-foto terbaru di instagram Derby Romero dan Dion
Wiyoko.
Samar-samar aku melihat
sosok Bang T-J, tukang parkir merangkap operator cadangan warnet, sedang asyik
membahas insiden yang baru saja terjadi dengan Naldo.
“Jadi singkat cerita,
itu cowok sebenernya pacarnya cowok juga. Terus ceweknya itu cuma jadi tameng
buat cowok yang pake kacamata itu supaya nggak dibully sama temen-temennya
karena dia gay.”
Oh, seperti itu rupanya.
***
Sore berganti malam yang
kian larut, warnet tampak sepi. Aku tersenyum sendiri mengingat kejadian siang
tadi antara pria berkacamata, perempuan berambut ikal, dan pria berbadan kekar.
Aku tiba-tiba sadar
bahwa selama tiga bulan tinggal di tempat ini ternyata ada beragam karakter
orang yang kutemui. Mungkin lebih tepatnya mereka yang menemuiku.
Mereka datang dari
berbagai kalangan dengan beragam alasan.
Ada yang mencari solusi
atas pertanyaan-pertanyaannya, memburuku untuk segera memberikan jawaban yang
mereka mau. Pernah ada yang kurang puas dengan hasil kerjaku yang tidak sesuai
atau mungkin dianggap terlalu lama. Tapi untungnya sejauh ini yang banyak
kutemukan adalah ekspresi kebahagiaan dan aura positif dari mereka yang datang.
Ada yang menganggapku
sebagai media hiburan atas rutinitas sehari-hari, contohnya para anak-anak
remaja. Mereka seringkali datang hanya untuk menjaga eksistensi di dunia maya
dengan update di berbagai media sosial, download lagu,
atau bahkan sekadar bermain game.
Ada juga yang bahkan
menjadikanku sebagai bentuk pelarian dari sumpeknya tekanan hidup atau galaunya
suasana hati. Biasanya mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk membuat
sebuah tulisan entah itu di blog ataupun di file pribadi,
seperti Pak Kartono.
Bicara tentang blog aku
jadi ingat seseorang yang sudah empat kali menemuiku. Salah satu pelanggan
kesukaanku. Ia bernama Nana. Seorang perempuan muda yang selalu
menghabiskan waktu untuk mengupdate blognya yang bernama
"NaNaNa" dan mengeksplor blog lain kesukaannya.
Rasanya seperti duduk bersama seorang sahabat mendengar seluruh kisahnya,
sedih, senang, bahkan memalukan sekalipun.
Malam minggu lalu Nana
terlihat tidak bersemangat. Mungkin dia lelah. Mungkin aku
salah. Ia tidak menuliskan apapun di blognya, hanya membaca
sekilas beberapa blog secara acak. Jemarinya terhenti pada
sebuah blog berjudul "Berlalu ke Masa Lalu". Ia
terlihat begitu larut dalam tulisan galau entah-milik-siapa tersebut.
"Cinta terkadang
memang sebercanda itu. Bang Naldo, tetap semangat ya nulisnya."
komentarnya pada akhir tulisan di blog tersebut sambil
tersenyum kecil kemudian beranjak pergi.
Masalah cinta rupanya.
Paling tidak saat itu ia
sudah bisa tersenyum kembali.
Ah, aku jadi penasaran
dengan tulisan Nana berikutnya.
Eh, tulisan?
Tunggu..
Bang Naldo? Tulisan yang
membuat Nana tersenyum itu milik seseorang bernama Naldo?
Apa ini kebetulan?
Jangan-jangan Naldo yang
tadi pagi sibuk mengetik di komputer itu...
"ADA MALING!"
Aku terkaget dari
lamunanku tentang Nana. Itu suara Rian, operator malam.
Tak lama Naldo turun
tergopoh-gopoh dari lantai dua dan segera berlari menghampiri Rian yang ada di
pintu depan.
"Mana Yan
malingnya?"
"Bukan kita kok
Bang, itu Indomaret depan kemalingan. Dua orang. Barusan lari ke arah belakang
warnet makanya saya panik karena takutnya masuk sini. Tapi udah diuber sama
warga sih. Hehe.." Rian menjelaskan dengan bersemangat, terlalu
bersemangat hingga ia tidak sadar bahwa Naldo sudah mengepalkan tangannya
"YAAAAAAAAAAAAAAAAN!"
Ah, sial.
Wahh makin seru ini kak kori :D .. Ini ada karakter baru si Nana yang buat makin penasaran :D
ReplyDeleteSemangat untuk tulisan sekanjutnya kak kori :")
makasih udah baca ya..
Deletemunculin karakter baru ga sesusah munculin idenya.. ahaha
Hamm heeemm Nanaaa~ apakah dia anggota orange caramel...
ReplyDeleteTapi malingnya cuma lewat yah, nice...
bukan kok, dia anggota keluarga Mirdad.
Deletemalingnya ga cuma lewat tapi emang maling Lonk.
Au ah.. ahahah
Aaaah aku mau peluk komputer mellow ini :"
ReplyDelete*peluk*
Delete