Dilihat itu menyenangkan Berbahagialah jika di luar sana ada seseorang yang melihatmu sebagai seseorang yang penting. Mungkin kamu tidak selalu menjadi yang utama dalam segala hal, tapi kamu tahu betul bahwa kamu tidak akan pernah sendiri. Dia ada. Dia melihatmu tertawa bahkan menangis. Dia melihatmu bercerita tentang apapun bahkan saat kamu memilih diam. Dia melihatmu merangkai mimpi, mengejar, dan meraihnya bahkan saat ternyata harus jatuh. Dia melihatmu ada bahkan saat di mata dunia kamu seolah tidak pernah ada. Bersyukurlah jika selama ini dia ada dan melihatmu. Rasanya menyenangkan, bukan? Diingat itu menyenangkan. Berbahagialah jika di luar sana ada seseorang yang mengingat hal-hal kecil baik yang kamu suka maupun tidak padahal itu bukanlah sesuatu yang penting dan bahkan kamu sendiri sudah lupa saat mengatakannya. Ingatan sederhana seperti ajakan menonton film kartun karena belum lama kamu bilang butuh lebih banyak tertawa. Ingatan sederhana...
Sinar matahari yang biasanya membelai lembut permukaan kulit, entah kenapa hari ini seolah membakar bolak-balik sekujur tubuh. Terasa panas dan terik, bukan hangat. Ditambah lagi sudah seminggu pendingin ruangan di tempat ini rusak sehingga membuat pintu harus selalu dibuka dalam rangka menjaga sirkulasi udara, dan kenyamanan tentunya. Jam dinding berlogo salah satu merek rokok yang tergantung di sudut ruangan belum menunjukkan pukul tujuh pagi tapi seolah saat ini sudah lewat tengah hari. Aku rasanya butuh menceburkan diri ke kolam air dingin. Terlalu gerah. Dari tempatku di pojok ruangan aku melihat sehelai kain setengah basah yang baru saja dicuci sedang dijemur di area depan dekat pintu masuk. Melihat tetesan airnya membuatku ingin membaringkan diri di bawahnya. Terlihat sejuk. Ah, sepertinya aku terlalu banyak mengkhayal pagi ini sampai tidak memperhatikan keadaan di sekelilingku yang mulai memperlihatkan tanda-tanda kesibukan. Rupanya sudah pukul delapan. Perke...
"I always interpret coincidences as little clues to our destiny." - Ann Brashares I used to hide and watch you from a distance Aku menyukaimu bahkan sebelum kita saling bersalaman dan saling menyebut nama masing-masing. Sejak pertama kulihat kamu di tengah keramaian kantin kantor saat jam makan siang. Sejak pertama kuperhatikan kamu tidak seriuh dan seramai teman-teman semejamu yang lain. Sejak pertama kusadar kamu jarang sekali terlihat berbicara apalagi tertawa di tempat umum. Beberapa kali kulihat hanya sekadar senyum tipis yang kamu keluarkan sebagai respons saat berkomunikasi. Sejak pertama kutahu bahwa ternyata kita bergabung di komunitas yang sama. I was looking for a time to get closer at least to say hello Awalnya aku pikir akan lebih mudah berkenalan dengan orang yang pendiam karena tidak perlu takut dibuat salah tingkah saat harus bertemu lagi. Aku salah. Ternyata sangat sulit saat harus memulainya denganmu. Ternyata ...
Comments
Post a Comment