Drama Kori VS Drama Korea
Tahun
lalu seorang teman sering sekali bercerita tentang sebuah kisah drama dari
Korea yang saat itu memang sedang ramai dibicarakan. Ia selalu bersemangat
menggambarkan betapa luar biasanya pesona para aktor dan aktrisnya serta jalan cerita yang dimiliki. Melihat saya yang begitu datar dan malas berkomentar membuatnya
memaksa saya untuk menonton beberapa judul dan dengan sangat yakin berkata bahwa saya pasti menyukainya.
Sebenarnya
sudah cukup lama sejak terakhir kali saya menonton kisah-kisah drama karena saya merasa sehari-hari sudah terlalu penuh untuk ditambah dengan satu
kegiatan lagi. Selain itu rasanya saya bukan termasuk orang yang betah duduk berlama-lama memandang layar. Siapa sangka, akhirnya saya mengikuti juga keinginannya dan untungnya semua yang direkomendasikannya memang menyenangkan.
Tentunya
bohong jika saya bilang tidak tertarik dengan tampilan fisik para pemain di
tiap cerita yang saya tonton tapi sepertinya justru yang sangat mencuri perhatian saya adalah plot, gaya berbicara dan berpenampilan, bahkan bahasa yang mereka gunakan.
Pernah
ada yang mengatakan bahwa menonton drama terlalu sering justru bisa membuat
hidup menjadi suram karena membuat kita terlalu sibuk memikirkan kesempurnaan
seperti yang ada di cerita alias bermimpi terlalu tinggi. Mendengarnya membuat
saya tersenyum. Bagi saya yang selalu berpikir bahwa kebahagiaan adalah mitos
dan mimpi adalah omong kosong, kesempurnaan kisah drama seolah membuka mata saya untuk kembali berpengharapan dalam hidup.
Begitu juga dengan kesedihan dan kepahitan yang saya temui di sana dan telah membuat
banyak orang tersentuh hingga tidak dapat menahan air mata biasanya hanya
membuat saya terdiam dan tersenyum karena toh itu hanya akting, tidak seperti
banyak kejadian yang pernah saya alami sendiri dan mungkin saja lebih
menyakitkan.
Apa
saya terlalu berlebihan dan baper?
Apa
saya terlalu serius dan tidak bisa bersenang-senang?
Apa
saya terlalu larut dalam masa lalu dan susah move on?
Apapun
itu, meski terkadang menguras waktu tapi bisa dibilang menonton kisah drama sama
seperti membaca. Bagi sebagian orang mungkin sekadar hiburan tapi buat saya
adalah salah satu distraksi menarik yang cukup mampu menguatkan dalam menjalani hidup
yang kian melelahkan.
Bagaimana
denganmu? Beritahu saya distraksi, ah maksudnya judul drama Korea kesukaanmu
dan alasannya.
P.S.: Tulisan
ini dibuat di bawah pengaruh psikologis usai menghabiskan enam jam menonton
sejak pagi dan tiga jam di malam sebelumnya. Daebak!
Comments
Post a Comment