Selamat Tinggal

Rasanya saya tidak pernah tahu cara yang tepat untuk menciptakan sebuah perpisahan.
Antara tidak mau atau tidak mampu. Entahlah.

Lima belas tahun lalu, saya menjalin sebuah hubungan yang tidak pernah terpikir sama sekali saat itu akan bertahan sedemikian lama.

Jika ditanya seberapa dekat.
Kami bertemu hampir setiap hari.

Jika ditanya seberapa nyaman.
Belasan tahun adalah pembuktian betapa nyaman dan terbiasa bagaikan dua sisi mata uang.

Jika ditanya seberapa banyak saya tertawa atau menangis.
Terlalu banyak.

Jika ditanya seberapa sering saya ingin mengucap pisah.
Terlalu sering.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya menyadari bahwa hubungan ini tidak lain adalah satu-satunya distraksi yang saya miliki untuk meredam keributan di kepala.

Alasan terkuat agar saya bisa terus menjalani hidup.
Alasan terbaik agar saya bisa terlihat normal seperti orang lain pada umumnya.

Seolah-olah seperti itu.

Tanpa sadar bahwa semakin lama keributan itu pergi menyisakan kekosongan yang membuat sesak.

Rasanya saya tidak lagi memiliki keinginan untuk melanjutkan hubungan ini.
Antara tidak mau atau tidak mampu. Entahlah.

Lima belas tahun sudah saya menjalin sebuah hubungan yang tidak pernah terpikir sama sekali saat ini akan bertahan sedemikian lama.

Jika ditanya apa yang ingin saya lakukan berikutnya.
Terlalu banyak.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya menyadari bahwa hubungan ini bukanlah satu-satunya yang bisa saya miliki.

Untuk ini dan itu yang pernah ada, saya ucapkan terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Resolusi

To Do List